contoh karangan ekspisisi tentang menyabut tahun baru
B. Indonesia
Rizkyskajbdbfej
Pertanyaan
contoh karangan ekspisisi tentang menyabut tahun baru
1 Jawaban
-
1. Jawaban adhisannisa2
Berawal dari rencana aku dan para sahabatku. Kami ingin pergi ke pantai untuk menyambut tahun baru. Kami ingin pergi ke paloh tepatnya dipantainya. Waktu itu rencana aku dan sahabatku belum ku utarakan kepada pacarku. Pada akhirnya pacarku membicarakan bahwa ia ingin pergi ke gunung bawang yang berada di bengkayang. Apapun terjadi dia ingin sekali ke gunung bawang sebab dia ingin refreshing. Pada saat itu pun aku mengutarakan rencana ku juga yang ingin ke pantai. Pacarku masih saja lebih mau ke gunung bawang dari pada ke pantai. Dia bilang lebih baik kita ke gunung bawang dulu setelah itu singgah ke pantai. Tetapi disaat itu aku sangat-sangat merasa ragu karena akan banyak menyita banyak waktu. Tapi dalam diamku aku berpikir bahwa pasti banyak menyita waktu ku jika seperti itu. Akhirnya pembicaraan pun selesai.
Keesokan harinya, saat di kampus dosenku memberikan tugas sangat banyak sekali. Dan pada tanggal 30-31 Desember masih saja masuk kuliah bahkan pada tanggal 30 Desember ada presentasi tentang makalah K3 yang sangat-sangat sanyang untuk dilewatkan dan ada juga ujian pada mata kuliah PKIP. Semua itu yang buat diriku yankin bahwa aku harus mengambil keputusan untuk tidak pergi ke gunung ataupun ke pantai.
Teman-temanku bertanya kepadaku apakah aku jadi pergi ke pantai atau tidak. Dan aku menjawab tidak sebab aku lebih mengutamakan kuliahku dari pada yang lainnya. Aku pikir ingin ke pantai bisa kapan saja tetapi jika kuliah dan tugas-tugas itu tidak bisa kapan saja kita mau. Mendengar aku tidak pergi kemana-mana para sahabatku pun menjadi ragu juga terutama asri, sahabatku yang selalu berpendapat sama denganku. Sedangkan kak fika, sahabatku yang masih ingin sekali ke pantai untuk meyambut tahun baru 2014. Tetapi keputusanku sudah bulat, aku lebih mementingkan kuliahku daripada kesenanganku. Kuliahku adalah penentu masa depan ku kelak.
Ternyata tanggal 25-26 Desember kami libur dan pas hari rabu dan kamis. Kami kuliah hanya sampai hari kamis jadi dari hari rabu sampai minggu kami free. Asri pun memutuskan untuk pulang kampung. Untungnya pun aku sudah meng-copykan makalah yang mau dikerjakan. Kami berdua yang mengerjakan makalah tersebut. Biarpun asri kekampung tetapi kami saling memberitahu masalah makalah kami.
Setelah itu hpku bergetar menunjukkan sms yg baru sampai, dan itu dari pacarku, dia bilang sedikit lagi akan kerumahku
Tak lama aku menunggu, pacarku datang. Sebelumnya kami memang berjanji ingin menonton bersama. Dan aku meminta film ke dia. Tak lama dia datang tugasku pun selesai. Aku langsung mengajak dia nonton film sambil meng-copy film. Tak lama kami menonton pacarku mengajakku membeli cemilan. Kami pergi ke mini market sebentar, setelah itu langsung pulang dan menonton lagi. Saat kami menonton aku ada bertanya kepadanya tanggal berapa dia pergi ke gunung bawang? Dia menjawab tanggal 28 Desember. Disela-sela pembicaraan kami, HP pacarku berdering. Ternyata temannya menelpon dan mengajaknya ngumpul ke suatu tempat. Tak lama temannya menelponnya dia pun langsung ijin ingin pergi untuk menemui temannya. Dengan rasa terpaksa aku membolehkannya pulang. Sebelum dia pulang aku menyuruhnya datang ke rumah besok. Sebab aku pikir besok hari terakhir kami bertemu dan lepas dari tahun baru, barulah kami bertemu lagi. Dan dia menjawab ia.
Aku hanya ingin bersamanya sebelum dia pergi. Apakah aku salah, aku berpikir seperti itu? Aku merasa dia tidak adil. Kenapa dia tidak memberitahu kepadaku? Setelah dia SMS bahwa dia ingin pergi hari ini. Aku langsung SMS apa yang kurasakan. Tetapi dia malah menyalahkan aku, aku yang memiliki inisiatif untuk menemuinya. Bagaimana bisa aku menemuinya sedangkan aku tau saja baru tadi pagi. Disaat itulah aku sangat-sangat kesal dan tidak akan pernah mempercayainya dengan sepenuhnya lagi. Sudah cukup untuk memberi kepercayaan yang tidak dijaga.
Pada hari ini pun, saat kami pulang kekost asri. Para sahabatku bimbang apakah mereka ingin pergi merayakan tahun baru di pantai atau tidak. Mereka masih mengajakku untuk pergi dan mencarikan tumpangan untukku agar bisa pergi kepantai. Tapi aku sudah memutuskan tidak akan pergi. Mereka kecewa, aku tau jika aku memutuskan keputusan seperti itu mereka pasti kecewa tetapi mau bagaimana lagi. Aku sudah terlanjur sakit hati jika mengingat menyambut tahun baru.